CholisNur Blog pembelajaran PAI dan Ke-NU-an SMK AL-FALAH WINONG dan MTs SA Darul Muqodas Tambakromo. Senin, 06 Januari 2014. Al Qur'an dan IPTEK BAB VII. AL-QUR’AN. 7. Memahami ayat-ayat al Qur’an tentang pengembangan IPTEK Penerapan Ilmu Tajwid Surat Yunus Ayat 101. Q.S YUNUS 101 . Bacaan . Hukum Bacaan . Cara Membaca.
Al-Qur’an Tajwid Warna Transliterasi Terjemah Perkata Al-Mutakabbir A5” dicetak oleh penerbit Nur Ilmu dengan rapi, bersih, dan jelas. Al-Qur’an ini diharapkan bisa lebih memberikan motivasi kepada kaum muslim untuk lebih giat membaca, mentadaburi, belajar dan menghafal Al-Qur’an. Tiap halaman berakhir pada akhir ayat dengan sempurna.
PentingnyaMerenungi dan Menadaburi Ayat-Ayat Al-Qur’an yang Dibaca. Ustadz Dzulqarnain; 02:03; 2022-6-16; Ustadz Ammi Nur Baits, S.T., B.A. Ustadz Ammi Nur Baits 12 Views. Kelas Tajwid - Pelajaran ke-8 Hukum RA: Tafkhim - Dibaca Tebal - Bag. 2 (Tata Qur'an) Tarbiyah Sunnah Channel 34 Views.
Downloadrekaman pelajaran membaca Al-Quran Radio Rodja dan Rodja TV yang live pada Selasa malam, 2 Shafar 1438 / 1 Nopember 2016, pukul WIB dalam program Bimbingan Tajwid bersama Ustadz Ali Subana. Pada kesempatan kali ini, Ustadz Ali Subana akan membimbing kita dalam belajar membaca Al-Quran “Surat An-Nur Ayat 10-36“.
Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. Assalaamu’alaikum, Hallo Sobat pada artikel ini akan diuraikan hukum tajwid surat An Nur ayat 2. An Nur artinya Cahaya adalah nama surat dalam Kitab Suci Al Quran urutan ke 24 setelah surat Al Mu’minun. Surat An Nur terdiri dari 64 ayat, termasuk kedalam surat Madaniyah, sebab diturunkan di kota Madinah. Surat An-Nur ayat 2 berisi tentang hukuman bagi orang yang berbuat zina. Orang yang berzina harus dihukum dengan cara didera hingga seratus kali bagi laki-laki dan perempuan. Hukuman itu dilakukan tanpa belas kasihan dan dilakukan di depan umum agar dilihat oleh semua orang mu’min. Tujuannya agar tidak terbersit sedikitpun untuk melakukan perbuatan tercela tersebut. Dalam surat An Nur ayat 2 dapat dilihat perbedaan antara Idzhar Halqi dengan Idzhar Syafawi, Alif Lam Qomariyah dengan Alif lam syamsiyah, Ikhfa haqiqi dengan Ikhfa syafawi, serta hukum tajwid lainnya. tajwid-surat-an-nur-ayat-2 Bacaan surat An Nur ayat 2 dan artinya اَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلزَّا نِيَةُ وَا لزَّا نِيْ فَا جْلِدُوْا كُلَّ وَا حِدٍ مِّنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ ۖ وَّلَا تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ ۚ وَلْيَشْهَدْ عَذَا بَهُمَا طَآئِفَةٌ مِّنَ الْمُؤْمِنِيْنَ az-zaaniyatu waz-zaanii fajliduu kulla waahidim min-humaa mi-ata jaldatiw wa laa ta-khuzkum bihimaa ro-fatung fii diinillaahi ing kungtum tu-minuuna billaahi wal-yaumil-aakhir, walyasy-had azaabahumaa thooo-ifatum minal-mu-miniin “Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama hukum Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari Kemudian; dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman.” QS. An-Nur 24 Ayat 2. “Baca juga tajwid surat Al Fatihah” Alif lam syamsiyah اَلزَّا نِيَةُ وَا لزَّا نِيْ Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf Zai, tandanya ada tasydid. Cara membaca alif lam syamsiyah yaitu huruf lam diidghamkan dimasukkan kedalam huruf yang ada didepannya, jadi bunyi huruf lam tidak tampak. Mad thabi’i mad ashli, sebab huruf alif mati setelah fathah dan huruf ya mati setelah kasrah. Panjang mad thabi’i yaitu 1 alif dua harakat. Qolqolah sughra فَا جْلِدُوْا Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu Jim sukun asli. Mad thabi’i mad ashli, sebab huruf wawu mati setelah dlommah. Idgham bighunnah كُلَّ وَا حِدٍ مِّنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ ۖ Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah Mad thabi’i mad ashli, sebab huruf alif mati setelah fathah. Idgham bighunnah idgham ma’al ghunnah, sebab tanwin kasrah menghadapi huruf Mim, lalu bacaannya didengungkan. Idzhar halqi, sebab nun mati menghadapi huruf HA. Ikhfa syafawi وَّلَا تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah Mad thabi’i mad ashli, sebab huruf alif mati setelah fathah. Ikhfa syafawi, sebab Mim mati menghadapi huruf Ba. Lalu bacaannya didengungkan. “Cara membaca huruf Ra” Huruf Ra dibaca Tafkhim رَأْفَةٌ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah Huruf Ra dibaca tafkhim tebal, sebab berharakat fathah. Ikhfa haqiqi, sebab tanwin dlommah menghadapi huruf Fa. Lalu bunyi huruf nun atau tanwin disamarkan. Mad thabi’i mad ashli, sebab huruf ya mati setelah kasrah. Tarqiq tipis, sebab Lam Jalalah didahului oleh kasrah, lalu dibaca dengan panjang 1 alif. Ikhfa haqiqi اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah Ikhfa haqiqi, sebab nun mati menghadapi huruf Kaf dan Ta. Idzhar syafawi, sebab Mim mati menghadapi huruf Ta. Cara membaca idzhar syafawi yaitu huruf mim mati dibaca jelas tidak dengung. Mad thabi’i mad ashli, sebab huruf wawu mati setelah dlommah. Tarqiq بِا للّٰهِ Hukum tajwid pada kata diatas adalah Tarqiq tipis, sebab Lam Jalalah didahului oleh kasrah. “Hukum Alif Lam” Alif lam qomariyah وَا لْيَوْمِ Hukum tajwid pada kata diatas adalah Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Ya, tandanya ada sukun. Huruf lin harfu layin, sebab huruf Wawu mati setelah fathah. Mad Badal الْاٰ خِرِ ۚ Hukum tajwid pada kata diatas adalah Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Hamzah. Mad badal, sebab berkumpulnya huruf Hamzah dengan huruf mad dalam satu kata Alif fathah berdiri, panjang mad badal yaitu 1 alif dua harakat. Mad asli وَلْيَشْهَدْ عَذَا بَهُمَا Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu Dal sukun asli. Mad thabi’i mad ashli, sebab huruf alif mati setelah fathah. “Mad wajib muttasil” Mad wajib muttashil طَآئِفَةٌ مِّنَ الْمُؤْمِنِيْنَ Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah Mad wajib muttashil, sebab mad thabi’i mad ashli menghadapi huruf hamzah dalam 1 kata. Panjang mad wajib muttashil adalah 5 harakat dua alif setengah. Idgham bighunnah idgham ma’al ghunnah, sebab tanwin dlommah menghadapi huruf Mim. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Mim. Mad aridl lissukun, sebab mad thabi’i Ya mati setelah kasrah menghadapi huruf hidup lalu dibaca waqaf. Panjang mad aridl lissukun adalah 2-6 harakat. “Tanda waqaf dalam Al Quran” Demikianlah uraian hukum tajwid surat An Nur ayat 2 semoga bermanfaat. Bacaan surat An Nur ayat 2 dan artinyaAlif lam syamsiyahQolqolah sughraIdgham bighunnahIkhfa syafawiHuruf Ra dibaca TafkhimIkhfa haqiqiTarqiqAlif lam qomariyahMad BadalMad asliMad wajib muttashil
Hukum Tajwid Surat An nur ayat 2 – Pelajari seluruhnya hukum tajwid memerlukan proses yang tidaklah terlalu lama. Tapi perihal itu bergantung dari kesabaran serta kekuatan mendalami dalam mempelajari ilmu mustajab buat belajar tajwid yakni dengan menganalisa ayat-ayat di Al-Qur’an buat dicari hukum tajwid yang tersirat di tiap huruf serta harokat yang Al-Qur’an dengan berpijak ilmu tajwid dapat mencegah kekeliruan bacaan seminimal mungkin maka pahala akan diterima jadi maksimal. Diluar itu, bisa memperindah bacaan Al-Qur’ Thabi’iMad Far’iIkhfa SyafawiIdgham MimiIzhar SyafawiIzhar HalqiIdgham BighunnahIdgham BilaghunnahIqlabIkhfa HaqiqiIdgham MutamathilainIdgham MutaqaribainIdgham MutajanisainPemahaman Ilmu Tajwid serta Tujuan PelajarinyaUntuk penganut agama Islam atau umat muslim, membaca Al-Qur’an merupakan satu hal terpuji dan kewajiban. Membaca Al-Qur’an adalah salah satu ibadah yang akan datangkan banyak mana satu huruf dapat diganjar dengan satu kebaikan yang dilipatgandakan jadi 10 apa sudah kamu ketahui arti ilmu tajwid saat membaca Al-Qur’an?Saat membaca Al-Qur’an, seorang tidak boleh membacanya secara tiap-tiap kata dalam Al-Qur’an mempunyai kandungan makna pula arti jika membacanya ngawur dan salah tentu arti dan maknanya akan itu, dalam baca Al-Qur’an dibutuhkan pengetahuan yang dikatakan dengan tajwid. Kata tajwid berawal dari bahasa Arab yakni jawwada, yujawwidu, tajwiidan yang mempunyai arti makna, tajwid yaitu pengetahuan untuk ketahui trik mengucapkan huruf dengan, baik sifat huruf, panjang pendek, tebal dan tipisnya bisa dirangkum apabila ilmu tajwid erat hubungannya dengan pengejaan huruf hijaiyah secara benar dan baik. Ingat memang bakal ada huruf yang dibaca panjang, pendek, tebal, tipis, berdengung, terang dan kita harus mempelajari ilmu tajwid?Banyak orang menyampaikan mereka amat sulit buat teguh membaca Al-Qur’an. Kenapa bisa begitu sedang udah dijanjikan pahala yang besar untuk orang-orang yang rajin membaca Al-Qur’an? Sebetulnya, perasaan malas membaca Al-Qur’an dapat pula karena tidak pahamnya kita kepada ilmu bacaan kita sendiri terasa tak enak didengar atau mungkin tidak mengena di hati. Nah sebab itu ilmu tajwid memang mestinya didalami oleh tiap-tiap muslim agar saat membaca Al-Qur’an mengundang kesan-kesan mendalam buat dirinya sekian lama ini, apakah kamu telah berasa membaca Al-Qur’an secara betul? Apa penempatan tiap-tiap huruf dan sifat-sifat huruf telah dilaksanakan dengan bagus? Jika belum, kini waktunya untuk kamu untuk mempelajari ilmu tajwid dengan belajar tahsin tilawah Al-Qur’ yang dimaksud tahsin tilawah Al-Qur’an?Tahsin tilawah Al-Qur’an adalah usaha buat membenahi serta memperindah bacaan Al-Qur’an secara benar dan baik serta sesuai sama artian, huruf dan makhroj keluar dengan benar, pembawaan huruf sama sesuai dan hukum bacaan pas. Dapat dikatakan mendalami ilmu tajwid suatu kewajiban agar pelaksanaan tahsin jalan secara ilmu tajwid penting dipelajariKemungkinan kamu pernah menanyakan, kenapa mesti mempelajari tajwid? Nah berikut jawaban dari pertanyaan kamu ituHukum membaca Al-Qur’an dengan tajwid Fardhu ainArgumen pertama kita perlu belajar ilmu tajwid yakni lantaran hukumnya fardhu ain. Artinya, penting buat tiap orang islam buat membaca Al-Qur’an dengan tajwid. Maka dari itu, belajar tahsin amat diperlukan agar bisa membaca Al-Qur’an sesuai buat membaguskan bacaan Al-Qur’an pun terdapat dalam surat Muzzammil ayat 4. Dalam ayat itu, Allah SWT memerintahkan agar Rasullullah membaca Al-Qur’an secara tartilseksama. Dalam artian tak buru-buru serta harusnya perlahan-lahan dengan tajwid yang muliakan Al-Qur’anMembaca Al-Qur’an dengan tajwid pula adalah bentuk penghormatan atau memuliakan. Seperti kita kenal, Al-Qur’an yakni Wahyu dari Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Maka tentunya begitu tak santun dan tidak baik jika membacanya secara sembarangan serta seenaknya khan?Wujud kehati-hatian agar tak mengubah makna ayatAlasan mendalami ilmu tajwid seterusnya merupakan sebagai wujud kehati-hatian kita selaku umat muslim. Masalahnya keliru dalam pengejaan huruf dalam Al-Qur’an dapat mengganti makna dan maknanya. Pastinya itu amat berbahaya kan? Nah untuk itu, menjadi kaum muslim penting buat menggunakan tajwid saat membaca Al-Qur’an supaya tidak ada arti dari ayat yang bacaan Al-Qur’an berkesan buat diri pribadi serta orang lainApakah sekian lama ini kamu berasa tak ada effect apa-apa seusai membaca Al-Qur’an? Tidak menyembuhkan hati yang sedih mupun tak membikin kamu kian semangat melaksanakan ibadah? Hal semacam itu jadi bisa dipicu bacaan Al-Qur’an yang belum berkesan dan membekas. Supaya bacaan kita menjadi berkesan bagi diri kita sendiri serta orang lain, ilmu tajwid sangatlah dengan tajwid maknanya menetapi tiap-tiap hak-hak yang dipunyai oleh huruf dalam Al-Qur’an. Maka dari itu otomatis bacaan kita bakal jadi baik serta nikmat untuk didengarkan. Kerapkali bacaan Al-Qur’an yang bagus membawa hidayah orang lain buat mengimani lagi ada hadist yang mengucapkan apabila, “”sebaik-baiknya manusia ialah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.”HR. Bukhari.Tujuan pelajari ilmu tajwidKenapa kaum muslim penting pelajari ilmu tajwid? Pasti sebab Allah SWT mau umat Rasullullah membaca kitabullah dengan bacaan baik dan benar. Diluar itu, ada sekian banyak maksud pelajari ilmu tajwid. Berikut salah satunyaBiar bacaan Al-Qur’an sesuaiArah pertama mendalami tajwid dalam baca Al-Qur’an yakni biar bacaan kita jadi tepat. Dalam artian, bacaan Al-Qur’an kita sama seperti apa yang diajarkan Rasulullah terhadap para terhindar dari kekeliruanKedua, arah membaca Al-Qur’an yang lain ialah supaya kita lolos dari saja pelafalan huruf yang mestinya tebal tidak dibaca tipis. Pastinya kita paham jika pengertian atau arti dari ayat Al-Qur’an dapat berbeda bila kita keliru pada pengucapan huruf atau berkenaan kekeliruan dalam baca Al-Qur’an, sebenarnya ada dua tipe kesalahan. Apa sajakah? Kekeliruan itu diantaranya• Kesalahan khafiKekeliruan khafi atau kekeliruan kecil ini hanya dapat dijumpai oleh orang yang memang paham ilmu tajwid. Nah buat orang pemula biasanya tak mengetahui kesalahan itu. Misalkan saja membaca dhomah atau tanda baca lainnya.• Kesalahan besarKesalahan besarAl lahnul jali ini gak cuma ditemui oleh orang yang memahami ilmu tajwid walau demikian dijumpai oleh orang awam bacaan yang seharusnya اَلَّذِيْنَ dibaca menjadi اَلَّزِيْنَHal itu terang akan mengubah makna juga makna dari bacaan. Penting diketahui, dalam bahasa Arab, salah satu huruf saja dapat membuat perubahan makna jadi gak bacaan Al-Qur’an terkesanBiasanya seseorang tidak ingin mempelajari ilmu tajwid saat membaca Al-Qur’an dikarenakan perasaan malas. Walaupun sebenarnya, pelajari tajwid dapat membuat bacaan lebih indah. Sehingga di saat membaca Al-Qur’an, bacaan itu terkesan serta masuk ke dalam hati. Bahkan kita tidak akan merasa jemu buat seringkali membaca Al-Qur’an karena bacaan yang pas dan cepat belajar ilmu tajwid pemulaBuat umat muslim pastilah tidak asing dengan aktivitas membaca Al-Qur’an. Masalahnya setiap kali menjalankan salat harus saja juga membaca surat-surat dalam Al-Qur’an. Nah supaya bacaan salat jadi berkesan di hati tentu butuh untuk mempelajari ilmu bagaimana triknya agar seorang pemula sekalipun tak kesusahan saat membaca Al-Qur’an dengan tajwid? Nah berikut metode cepat untuk belajar ilmu tajwid buat pemulaPahami huruf hijaiyahSebelumnya pelajari ilmu tajwid, satu soal yang sebaiknya kamu lakukan terlebih dahulu yaitu dengan kenal huruf hijaiyah. Apakah itu huruf hijaiyah? Huruf hijaiyah adalah huruf dalam ejaan bahasa Arab yang merupakan bahasa asli Al-Qur’an. Bisa dikatakan jika dengan bahasa Indonesia, huruf hijaiyah itu seperti huruf dari itu, supaya bisa membaca Al-Qur’an secara lancar mengetahui huruf hijaiyah merupakan cara dasar yang begitu penting. Biar cepat mendalami ilmu tajwid kenali lebih dahulu huruf hijaiyah yang banyaknya ada 29 huruf. Harus diingat, supaya membaca Al-Qur’an dengan bagus pastilah semuanya huruf itu harus mengenali bentuk huruf hijaiyah satu-satu jadi ada yang lain perlu kamu melakukan demikian merupakan cari tahu bagaimana huruf itu disangkut dengan huruf hijaiyah yang lain. Sebagai catatan, ketika mau belajar pengucapan huruf hijaiyah, karena itu pelajari makhroj-nya. Makhroj adalah tempat keluarnya huruf tanda baca atau harkatSelesai mengenali huruf hijaiyah, langkah kedua yang penting kamu lakukan adalah memahami tanda baca atau harkat. Harkat atau tanda baca berperan untuk tentukan pengucapan huruf hijaiyah. Semisalnya saja, kalau dengan bahasa Indonesia terdapat huruf vokal A I U E O karen itu dalam Al-Qur’an ada Al-Qur’an, harkat atau pertanda tersebut meliputi beberapa, yaitu1. seluruh tanda baca itu secara baik serta tajwidCara cepat dalam mempelajari ilmu tajwid lainnya yaitu dengan mengerti tajwid itu sendiri. Ilmu tajwid merupakan ilmu yang dapat digunakan untuk mengerti metode membunyikan huruf dalam Al-Qur’an secara tepat. Contohnya saja apakah bakal dibaca samar-samar, jelas atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan grammar jadi dalam baca Al-Qur’an dikenali bacaan berbagai macam bacaan tajwid, terhitung antara lainHukum bacaan nun sukun serta bacaan min bacaan Alif bacaan bacaan mad, dan dari surat pendekSupaya mengerti ilmu tajwid dalam sekejap jadi kamu dapat langsung menempatkannya di surat pendek. Seusai sukses menempatkan ilmu tajwid dalam surat pendek jadi kamu dapat mengaplikasikannya ke surat yang lebih diingat, baca dengan perlahan-lahan supaya panjang pendek dari bacaan Al-Qur’an terang. Perlu diingat buat mencari guru mengaji, baik ustad atau ustadzah yang jelas sudah keilmuannya. Dalam pengertian, bisa mendidik dengan pas serta benar biar belajar tajwid jadi lebih lewat sumber yang validBagaimana apabila susah untuk mendapatkan guru mengaji? Tak kenapa, sekarang ini tehnologi sudah melejit benar-benar jauh. Kamu bisa belajar lewat pelbagai sumber yang paling saja sumber tersebut dari buku, video serta yang lain. Bahkan sekarang sudahlah banyak ustadz serta ustadzah yang mengajari orang-orang lewat video YouTube dan kelompok kesukaran waktu belajar secara otodidak lewat buku serta video yakni rasa malas serta tidak konsisten diri kita sendiri. Oleh karena itu, kamu butuh menyisihkan waktu supaya pelajari tajwid secara lancar. Bakal lebih bagus bila kamu mengontrol jadwal rutin buat belajar sungguh-sungguhSesudah itu, supaya belajar tajwid jadi lebih mudah dan cepat, membutuhkan kesungguhan dari dalam diri. Ingatkah apabila mempelajari tajwid adalah suatu kesibukan positif yang dapat memperbagus bacan Al-Qur’ lakukan praktikPaling akhir, biar berhasil tentu kamu mesti teratur lakukan praktik. Jangan sangsi serta malas buat mengetes potensi kamu dalam implementasi tajwid. Dimulai dengan surat pendek sampai ke surat yang lebih panjang hukum membaca Al Qur’an tanpa ada tajwid?Seusai ketahui penjelasan terkait tajwid, lalu apa sebenarnya hukum membaca Al-Qur’an tanpa ada tajwid? Penting dipahami, membaca Al-Qur’an dengan tajwid sebenarnya bukan satu kewajiban sepanjang kita mengimplementasikan bacaan fathah, kasroh, dhommah ataupun sukun. Dalam artian tak ada dosa waktu hal semacam itu itu dikarenakan hukum tajwid memang tidak dipakai kecuali cuma untuk membikin lafadz bacaan menjadi bagus. Akan tetapi, apabila seseorang bisa menempatkan ilmu tajwid dalam bacaan Al-Qur’an karena itu yaitu hal baik. apabila tidak bisa untuk mengimplementasikannya karena itu tidak ada jadi itu review panjang berkaitan pengertian ilmu tajwid dan tujuan pelajarinya. Semoga pembahasan di atas bisa sedikit bikin Kunci Hukum Tajwid Surat An nur ayat 2, Tajwid Surat An nur ayat 2,
Hukum tajwid surat An-Nur ayat 2 – Surat An-Nur merupakan surat Al-Qur’an yang ke-24. Surat ini memiliki 64 ayat. Secara bahasa, An-Nur berarti cahaya. Surat An-Nur diturunkan di Madinah sehingga termasuk surat Madaniyah. Jika Anda akan membaca surat An-Nur, hendaknya mengetahui hukum tajwid yang terdapat pada surat tersebut. Ilmu tajwid dapat mencegah terjadinya kesalahan seseorang dalam membaca Al-Qur’an. Pada postingan ini, saya ingin menjabarkan hukum tajwid surat An-Nur tetapi hanya ayat yang ke-2. Namun sebelumnya, saya ingin menjelaskan isi dari surat An-Nur ayat 2 ini. Surat An-Nur ayat 2 berisi tentang hukuman yang pantas bagi orang yang berani berzina. Orang yang berzina harus dihukum dengan didera hingga 100 kali baik kepada sang laki-laki dan perempuan. Dan semua itu dilakukan tanpa belas kasih sedikitpun serta dilakukan di depan umum agar dilihat sejumlah orang mukmin. Perlakuan yang seperti itu sangat pantas diberikan kepada pezina. Hukuman terhadap pezina tidak sebanding dengan siksa di neraka nanti. Hukuman yang sangat menyakitkan tersebut tidak hanya sebagai sanksi, tetapi juga sebagai nasihat dan pelajaran bagi orang lain. Jangan sampai seseorang berani-berani dengan zina. Berikut ini untuk hukum tajwidnya serta penjelasannya الزَّا Alif lam syamsiyah, karena alif lam bertemu dengan salah satu huruf syamsiyah yaitu za. Huruf za seolah-olah hilang sehingga yang dibaca adalah huruf syamsiyah yang ada setelah alif lam. الزَّا Alif lam syamsiyah, karena alif lam bertemu dengan salah satu huruf syamsiyah yaitu za. نِيْ Mad thobi’i, karena ya' sukun didahului oleh huruf berharokat kasroh. Cara membacanya dengan dipanjangkan selama 2 harokat. فاخْلـ Qolqolah sugro, karena salah satu huruf qolqolah yaitu jim berharokat sukun di tengah-tengah kalimat. Membacanya dengan setengah dipantulkan. ـلدُوْا Mad thobi’i, karena huruf dal berharokat dhommah diikuti wau sukun. Sehingga membacanya panjang 2 harokat. وَا Mad thobi’i, karena wau fathah bertemu dengan alif. Dibaca panjang 2 harokat. حدٍ مِنـ Idghom bigunnah, karena dal berharokat kasroh tanwin bertemu dengan mim. Cara membacanya yaitu dengan memasukkan harokat kasroh tanwin dan disertai dengung selama 3 harokat. Baca Juga Hukum Tajwid Pada Surat Al-Hujurat Ayat 12 serta Keterangannya منْهُـ Idhar halqi, karena nun sukun bertemu dengan ha. Cara membacanya yaitu dengan jelas. ـهمَا Mad thobi’i, karena huruf mim berharokat fathah diikuti alif. Sehingga dibaca panjang selama 2 harokat. ةٍ وَ Idghom bigunnah, karena ta' berharokat kasroh tanwin bertemu dengan wau. Harokat kasroh tanwin dimasukkan dan dibaca secara mendengung selama 3 harokat. لَا Mad thobi’i, karena lam berharokat fathah bertemu dengan alif. كمْ بِهـ Ikhfa' syafawi, karena mim sukun bertemu ba'. Cara membacanya yaitu secara samar dan didengungkan selama 3 harokat. ـهمَا Mad thobi’i, karena mim berharokat fathah bertemu dengan alif. Dibaca panjang hingga 2 harokat. فةٌ فِيٍ Ikhfa' haqiqi, karena terdapat huruf berharokat dhommah tanwin yang bertemu fa'. Harokat dhommah tanwin dibaca samar dengan mendengung selama 3 harokat. Berlaku juga hukum mad thobi’I, karena setelah huruf fa' kasroh diikuti ya' sukun. Membacanya panjang sampai 2 harokat. دِيْن Mad thobi’i, karena ya' sukun didahului oleh huruf berharokat kasroh. Dibaca panjang selama 2 harokat. ـنِ اللَّهِ Tarqiq, karena lafaz Allah didahului huruf berharokat kasroh. Lafaz Allah dibaca tipis. نْ كُنـ Ikhfa' haqiqi, karena nun sukun bertemu dengan kaf. Nun sukun dibaca samar disertai dengung selama 3 harokat. كنْتُم Ikhfa' haqiqi, karena nun sukun bertemu dengan ta'. ـتمْ تُؤ Idhar syafawi, karena mim sukun bertemu dengan ta'. Cukup dibaca dengan jelas. Baca Juga Hukum Tajwid Pada Surat An-Nisa Ayat 59 serta Keterangannya ـنُوْن Mad thobi’i, karena wau sukun didahului oleh huruf berharokat dhommah. Membacanya panjang 2 harokat. بِاللَّهِ Tarqiq, karena lafaz Allah didahului huruf berharokat kasroh. Membacanya tanpa ditebalkan. الْيَوْم Alif lam qomariyah, karena alif lam bertemu dengan salah satu huruf qomariyah yaitu ya'. Cukup dibaca dengan jelas. Selain itu juga berlaku hukum mad layyin, karena ya' yang berharokat fathah diikuti wau sukun. Dibaca panjang selama 2 harokat. الْآ Alif lam qomariyah, karena alif lam bertemu dengan alif. Cara membacanya yaitu jelas. ـهدْ عـ Qolqolah sugro, karena salah satu huruf qolqolah yaitu dal berharokat sukun berada di tengah-tengah kalimat. Dibaca setengah memantul. عذَا Mad thobi’i, karena dzal fathah setelahnya terdapat alif. Sehingga membacanya panjang selama 2 harokat. ـهمَا Mad thobi’i, karena mim berharokat fathah setelahnya terdapat alif. Sehingga dibaca panjang 2 harokat. طَاىِٔفـ Mad wajib muttashil, karena huruf mad yaitu tho' yang berharokat fathah diikuti alif bertemu dengan hamzah dalam satu kata. Dibaca panjang 4-5 harokat. ـفةٌ مِن Idghom bigunnah, karena harokat dhommah tanwin bertemu dengan mim. Cara membacanya dengan memasukkan harokat dhommah tanwin dan didengungkan selama 3 harokat. الْمُؤ Alif lam qomariyah, karena alif lam bertemu dengan salah satu huruf qomariyah yaitu mim. Cukup dibaca dengan jelas. ـنِيْن٠ Mad arid lissukun, karena huruf mad yaitu bertemunya ya' sukun dengan alif berada di akhir kalimat. Dibaca panjang selama 2-6 harokat. Baca Juga Hukum Tajwid Pada Surat Al-Maidah Ayat 48 serta Keterangannya Demikian penjabaran mengenai hukum tajwid pada surat An-Nur ayat 2. Semoga bermanfaat.
Hukum tajwid surat An-Nur ayat 2 – Surat An-Nur merupakan surat Al-Qur’an yang ke-24. Surat ini memiliki 64 ayat. Secara bahasa, An-Nur berarti cahaya. Surat An-Nur diturunkan di Madinah sehingga termasuk surat Madaniyah. Jika Anda akan membaca surat An-Nur, hendaknya mengetahui hukum tajwid yang terdapat pada surat tersebut. Ilmu tajwid dapat mencegah terjadinya kesalahan seseorang dalam membaca Al-Qur’an. Pada postingan ini, saya ingin menjabarkan hukum tajwid surat An-Nur tetapi hanya ayat yang ke-2. Namun sebelumnya, saya ingin menjelaskan isi dari surat An-Nur ayat 2 ini. Surat An-Nur ayat 2 berisi tentang hukuman yang pantas bagi orang yang berani berzina. Orang yang berzina harus dihukum dengan didera hingga 100 kali baik kepada sang laki-laki dan perempuan. Dan semua itu dilakukan tanpa belas kasih sedikitpun serta dilakukan di depan umum agar dilihat sejumlah orang mukmin. Perlakuan yang seperti itu sangat pantas diberikan kepada pezina. Hukuman terhadap pezina tidak sebanding dengan siksa di neraka nanti. Hukuman yang sangat menyakitkan tersebut tidak hanya sebagai sanksi, tetapi juga sebagai nasihat dan pelajaran bagi orang lain. Jangan sampai seseorang berani-berani dengan zina. Berikut ini untuk hukum tajwidnya serta penjelasannya الزَّا Alif lam syamsiyah, karena alif lam bertemu dengan salah satu huruf syamsiyah yaitu za. Huruf za seolah-olah hilang sehingga yang dibaca adalah huruf syamsiyah yang ada setelah alif lam. الزَّا Alif lam syamsiyah, karena alif lam bertemu dengan salah satu huruf syamsiyah yaitu za. نِيْ Mad thobi’i, karena ya' sukun didahului oleh huruf berharokat kasroh. Cara membacanya dengan dipanjangkan selama 2 harokat. فاخْلـ Qolqolah sugro, karena salah satu huruf qolqolah yaitu jim berharokat sukun di tengah-tengah kalimat. Membacanya dengan setengah dipantulkan. ـلدُوْا Mad thobi’i, karena huruf dal berharokat dhommah diikuti wau sukun. Sehingga membacanya panjang 2 harokat. وَا Mad thobi’i, karena wau fathah bertemu dengan alif. Dibaca panjang 2 harokat. حدٍ مِنـ Idghom bigunnah, karena dal berharokat kasroh tanwin bertemu dengan mim. Cara membacanya yaitu dengan memasukkan harokat kasroh tanwin dan disertai dengung selama 3 harokat. Baca Juga Hukum Tajwid Pada Surat Al-Hujurat Ayat 12 serta Keterangannya منْهُـ Idhar halqi, karena nun sukun bertemu dengan ha. Cara membacanya yaitu dengan jelas. ـهمَا Mad thobi’i, karena huruf mim berharokat fathah diikuti alif. Sehingga dibaca panjang selama 2 harokat. ةٍ وَ Idghom bigunnah, karena ta' berharokat kasroh tanwin bertemu dengan wau. Harokat kasroh tanwin dimasukkan dan dibaca secara mendengung selama 3 harokat. لَا Mad thobi’i, karena lam berharokat fathah bertemu dengan alif. كمْ بِهـ Ikhfa' syafawi, karena mim sukun bertemu ba'. Cara membacanya yaitu secara samar dan didengungkan selama 3 harokat. ـهمَا Mad thobi’i, karena mim berharokat fathah bertemu dengan alif. Dibaca panjang hingga 2 harokat. فةٌ فِيٍ Ikhfa' haqiqi, karena terdapat huruf berharokat dhommah tanwin yang bertemu fa'. Harokat dhommah tanwin dibaca samar dengan mendengung selama 3 harokat. Berlaku juga hukum mad thobi’I, karena setelah huruf fa' kasroh diikuti ya' sukun. Membacanya panjang sampai 2 harokat. دِيْن Mad thobi’i, karena ya' sukun didahului oleh huruf berharokat kasroh. Dibaca panjang selama 2 harokat. ـنِ اللَّهِ Tarqiq, karena lafaz Allah didahului huruf berharokat kasroh. Lafaz Allah dibaca tipis. نْ كُنـ Ikhfa' haqiqi, karena nun sukun bertemu dengan kaf. Nun sukun dibaca samar disertai dengung selama 3 harokat. كنْتُم Ikhfa' haqiqi, karena nun sukun bertemu dengan ta'. ـتمْ تُؤ Idhar syafawi, karena mim sukun bertemu dengan ta'. Cukup dibaca dengan jelas. Baca Juga Hukum Tajwid Pada Surat An-Nisa Ayat 59 serta Keterangannya ـنُوْن Mad thobi’i, karena wau sukun didahului oleh huruf berharokat dhommah. Membacanya panjang 2 harokat. بِاللَّهِ Tarqiq, karena lafaz Allah didahului huruf berharokat kasroh. Membacanya tanpa ditebalkan. الْيَوْم Alif lam qomariyah, karena alif lam bertemu dengan salah satu huruf qomariyah yaitu ya'. Cukup dibaca dengan jelas. Selain itu juga berlaku hukum mad layyin, karena ya' yang berharokat fathah diikuti wau sukun. Dibaca panjang selama 2 harokat. الْآ Alif lam qomariyah, karena alif lam bertemu dengan alif. Cara membacanya yaitu jelas. ـهدْ عـ Qolqolah sugro, karena salah satu huruf qolqolah yaitu dal berharokat sukun berada di tengah-tengah kalimat. Dibaca setengah memantul. عذَا Mad thobi’i, karena dzal fathah setelahnya terdapat alif. Sehingga membacanya panjang selama 2 harokat. ـهمَا Mad thobi’i, karena mim berharokat fathah setelahnya terdapat alif. Sehingga dibaca panjang 2 harokat. طَاىِٔفـ Mad wajib muttashil, karena huruf mad yaitu tho' yang berharokat fathah diikuti alif bertemu dengan hamzah dalam satu kata. Dibaca panjang 4-5 harokat. ـفةٌ مِن Idghom bigunnah, karena harokat dhommah tanwin bertemu dengan mim. Cara membacanya dengan memasukkan harokat dhommah tanwin dan didengungkan selama 3 harokat. الْمُؤ Alif lam qomariyah, karena alif lam bertemu dengan salah satu huruf qomariyah yaitu mim. Cukup dibaca dengan jelas. ـنِيْن٠ Mad arid lissukun, karena huruf mad yaitu bertemunya ya' sukun dengan alif berada di akhir kalimat. Dibaca panjang selama 2-6 harokat. Baca Juga Hukum Tajwid Pada Surat Al-Maidah Ayat 48 serta Keterangannya Demikian penjabaran mengenai hukum tajwid pada surat An-Nur ayat 2. Semoga bermanfaat. Zina merupakan perbuatan hubungan persetubuhan atau hubungan sex antara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat pernikahan. Secara umum, zina sendiri dipahami bukan hanya ketika seorang manusia telah melakukan hubungan seksual, melainkan juga segala aktivitas-aktivitas seksual yang dapat merusak kehormatan manusia. Al-Qur'an menyinggung masalah tersebut pada surah An-Nur ayat 2, yakni sebagai berikut ٱلزَّانِيَةُ وَٱلزَّانِى فَٱجْلِدُوا۟ كُلَّ وَٰحِدٍ مِّنْهُمَا مِا۟ئَةَ جَلْدَةٍ ۖ وَلَا تَأْخُذْكُم بِهِمَا رَأْفَةٌ فِى دِينِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۖ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَآئِفَةٌ مِّنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ Az-zāniyatu waz-zānī fajlidụ kulla wāḥidim min-humā mi`ata jaldatiw wa lā ta`khużkum bihimā ra`fatun fī dīnillāhi ing kuntum tu`minụna billāhi wal-yaumil-ākhir, walyasy-had 'ażābahumā ṭā`ifatum minal-mu`minīn Artinya "Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman". Dalam Tafsir Al-Muyassar, ayat tersebut ditafsirkan bahwa pelaku zina yang dimaksud adalah perempuan yang masih gadis dan laki-laki yang masih bujang. Maka hukumnya adalah cambuk setiap mereka seratus kali dan jangan merasa belas kasian terhadap keduanya. Kemudian hukuman untuk keduanya juga harus dihadiri oleh orang-orang mukmin supaya mereka mengenal keduanya, di samping juga untuk memberikan efek jera bagi mereka dan selainnya. Tidak jauh berbeda dengan pendapar yang disebut dalam tafsir Al-Wajiz, Az-Zuhaili juga menegaskan, bahwa hukuman zina bagi laki-laki dan perempuan lajang adalah dipukul seratus kali pukulan. Sedangkan bagi orang yang telah melewati masa pernikahan, hukumannya adalah rajam, berdasarkan hadits dan riwayat sahih. Allah melarang kita terpengaruh rasa iba kepada mereka para pelaku zina dalam menegakkan hukum Allah. Page 2 Surat An Nur ayat 2 adalah ayat tentang hukuman zina. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan maknanya. Surat An Nur النور merupakan surat madaniyah. Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, dinamakan surat An Nur karena surat ini menerangi jalan kehidupan sosial manusia. Yakni dengan menjelaskan adab, etika, dan keutamaan-keutamaan, menggariskan sejumlah hukum, tata nilai dan pedoman. Nama Surat An Nur diambil dari ayat 35 dalam Surat ini. Bahwa Allah-lah pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Surat An Nur Ayat 2 Beserta Artinya Berikut ini Surat An Nur Ayat 2 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ ۖ وَلَا تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِي دِينِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَائِفَةٌ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ Azzaaniyatu wazzaanii fajliduu kulla waahidin minhumaa mi,ata jaldah. Walaa ta’khudkum bihimaa ro’fatun fii diinillaahi in kuntum tu’minuuna billaahi wal yaumil aakhir. Wal yashhad adzaabahumaa thoo,ifatun minal mu’miniin ArtinyaPerempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman. Baca juga Surat Ali Imran Ayat 159 Tafsir Surat An Nur Ayat 2 Tafsir Surat An Nur Ayat 2 ini disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Munir. Harapannya, agar ringkas dan mudah dipahami. Kami memaparkannya menjadi beberapa poin dimulai dari redaksi ayat dan artinya. Kemudian diikuti dengan tafsirnya yang merupakan intisari dari tafsir-tafsir di atas. الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ ۖ وَلَا تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِي دِينِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَائِفَةٌ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman. QS. An Nur 2 1. Hukuman Zina Poin pertama dari Surat An Nur ayat 2 ini adalah hukum dera untuk pelaku zina. الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, Ibnu Katsir menjelaskan, dalam ayat yang mulia ini terkandung hukum had bagi orang yang berzina. Para ulama telah membahas hukuman zina ini dan kesimpulannya, ayat ini adalah hukuman untuk pelaku zina yang belum menikah. Yakni hukuman had-nya adalah didera 100 kali. Menurut jumhur ulama, ditambah diasingkan selama satu tahun. Sedangkan Imam Abu Hanifah berpendapat, pengasingan ini diserahkan kepada imam apakah perlu atau tidak. Sedangkan untuk pelaku zina muhshan telah berhubungan dalam ikatan pernikahan yang sah, hukuman had-nya dalah dirajam. Hal itu berdasarkan hadits Shahihain dari Abu Hurairah dan Zaid Ibnu Khalid Al Juhani, bahwa ada dua orang Badui yang datang menghadap Rasulullah. Salah seorang mengatakan, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya anak laki-lakiku pernah menjadi pekerja orang ini, dan ternyata anakku itu berzina dengan istrinya. Maka aku tebus anak laki-lakiku ini darinya dengan seratus ekor kambing dan seorang budak perempuan. Kemudian aku bertanya kepada orang alim, maka mereka mengatakan bahwa anakku dikenai hukuman seratus kali dera dan diasingkan selama satu tahun, sedangkan istri orang ini dikenai hukuman rajam.” Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لأَقْضِيَنَّ بَيْنَكُمَا بِكِتَابِ اللَّهِ ، الْوَلِيدَةُ وَالْغَنَمُ رَدٌّ ، وَعَلَى ابْنِكَ جَلْدُ مِائَةٍ وَتَغْرِيبُ عَامٍ ، اغْدُ يَا أُنَيْسُ إِلَى امْرَأَةِ هَذَا فَإِنِ اعْتَرَفَتْ فَارْجُمْهَا “Demi Tuhan yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sungguh aku akan melakukan peradilan di antara kamu berdua dengan berdasarkan Kitabullah. Budak perempuan dan ternak kambingmu dikembalikan kepadamu. Anak laki-lakimu dikenai hukuman seratus kali dera dan diasingkan selama satu tahun. Sekarang pergilah kamu, hai Unais, kepada istri lelaki ini. Tanyailah dia jika dia mengaku, maka hukum rajamlah dia.” HR. Bukhari dan Muslim 2. Laksanakan Hukum Allah Poin kedua dari Surat An Nur ayat 2 ini adalah penegasan untuk melaksanakan hukum Allah meskipun merasa kasihan. وَلَا تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِي دِينِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, Mengenai hukuman rajam untuk pelaku zina yang sudah menikah, dulu ada ayat yang berbunyi اَلشَّيْخُ وَالشَّيْخَةُ إِذَا زَنَيَا فَارْجُمُوْهُمَا الْبَتَّةَ “Apabila seorang laki-laki dan seorang perempuan yang telah dewasa kawin berbuat zina, maka pastikanlah keduanya kalian rajam.” Namun ayat tersebut kemudian di-mansukh tilawahnya, namun hukumnya tetap berlaku. Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran menjelaskan, mengapa hukuman zina muhshan dirajam, karena ia yang telah menikah tapi masih berzina menunjukkan bahwa fitrahnya telah rusak dan menyimpang. Maka ia pantas dihukum dengan hukuman lebih keras. Baik hukuman had berupa dera untuk pezina yang belum menikah maupun rajam untuk pezina yang telah menikah, penegakan hukuman had ini umumnya akan berbenturan dengan rasa belas kasihan. Karenanya hakim dilarang membatalkan hukuman had dengan alasan belas kasihan. Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar mengatakan, “Di dalam Surat An Nur ayat 2 ini dijelaskan, bahwa hukum itu mesti dilakukan dan tidak boleh dikendurkan karena merasa belas kasihan atau tenggang-menenggang. Malahan di dalam susunan ayat ini didahulukan menyebut laki-laki yang berzina. Karena menghambat jangan sampai orang mengendurkan hukum karena yang akan dihukum itu adalah kaum lemah, perempuan patut dikasihani dan sebagainya.” Menerapkan hukum Allah, termasuk pelaksanaan hukum hadd bagi pelaku zina ini, merupakan barometer keimanan. Hanya orang-orang beriman yang mau dan mampu menjalankannya. Baca juga Ayat Kursi 3. Disaksikan Orang Beriman Poin ketiga dari Surat An Nur ayat 2 ini menjelaskan bahwa hukuman had itu harus disaksikan sekumpulan orang beriman. وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَائِفَةٌ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman. Ibnu Katsir menjelaskan, ketika hukuman had disaksikan sekumpulan orang beriman, maka pengaruhnya akan lebih besar bagi pelaku agar benar-benar jera. Menurut Qatadah, agar hal itu menjadi pelajaran. Sedangkan menurut Nashr bin Alqamah, hal itu bukan untuk mempermalukan pelaku, tetapi agar orang-orang beriman yang menyaksikan itu mendoakan kepada Allah buat keduanya supaya taubatnya diterima Allah dan mendapat rahmat-Nya. Sayyid Qutb menjelaskan, penegakan hukuman disaksikan sekumpulan orang beriman agar menjadi lebih efektif menjerakan dan mempengaruhi jiwa orang-orang yang telah melakukan perbuatan keji itu dan orang yang menyaksikan pelaksanaan hukumannya. Thaa’ifah طائفة yang diartikan sekumpulan, maksudnya adalah empat orang atau lebih. Demikian pendapat Imam Syafi’i. Sedangkan menurut Rabi’ah, minimal lima orang. Dan menurut Hasan Al Basri, minimal sepuluh orang. Mengapa Islam sekeras itu menghukum orang yang berzina? Buya Hamka menjelaskan dalam Tafsir Al Azhar, karena agama dimaksudkan untuk memelihara lima perkara. Pertama, memelihara agama itu sendiri. Kedua, memelihara jiwa raga manusia. Ketiga, memelihara kehormatan. Keempat, memelihara akal. Kelima, memelihara harta benda. Jadi hukuman hadd itu tidak lain adalah untuk menjaga kehormatan manusia. Termasuk menjaga garis nasab dan keturunan agar jelas dan suci, tidak terkotori. Baca juga Isi Kandungan Surat An Nur Ayat 2 Kandungan Surat An Nur Ayat 2 Berikut ini adalah isi kandungan Surat An Nur Ayat 2 Islam sangat tegas melarang had bagi pelaku zina yang belum menikah adalah didera 100 kali. Sedangkan untuk yang sudah menikah muhshan, hukuman hadd-nya adalah Allah harus dilaksanakan. Tidak boleh belas kasihan menghalangi dan membatalkan hukum hukum Allah, termasuk pelaksanaan hukuman hadd ini, merupakan barometer keimanan. Hukuman hadd untuk pelaku zina hendaknya disaksikan oleh sekumpulan kaum mukminin, yakni minimal empat orang. Demikian Surat An Nur ayat 2 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan menjadikan kita berkomitmen untuk menjauhi zina. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]
an nur ayat 2 tajwid